bmtnujatim@gmail.com +62 878-0550-8881

Kader NU Harus Siap Berkorban: Pesan Perjuangan dari RKH. Nasih Aschal



Bangkalan, Ahad, 29 Juni 2025 — Dalam suasana penuh kekhidmatan dan semangat perjuangan, acara Rihlah Sanad Perjuangan KSPP Syariah BMT Nuansa Umat Jawa Timur diselenggarakan di Bangkalan, Ketua Umum PP. Syaichona Moh. Cholil, RKH. Muhammad Nasih Aschal, sebagai narasumber utama. Kegiatan ini menjadi momentum berharga untuk memperkuat nilai-nilai perjuangan di kalangan pemuda Nahdlatul Ulama (NU), khususnya kader-kader BMT NU.

Dalam tausiyahnya, RKH. Muhammad Nasih Aschal menekankan pentingnya perjuangan yang dilandasi niat lillahi ta'ala. Beliau menyampaikan bahwa kelak para pemuda NU akan menjadi Kyai dan Nyai, sekaligus pejuang sejati yang mampu memberi manfaat luas bagi umat.

“Tidak semua orang layak menyandang status pejuang, kecuali mereka yang mau berkorban dan menghadapi kesulitan serta musibah dengan kesabaran dan keteguhan hati,” tegas beliau.

Menurutnya, musibah sejatinya adalah ujian yang bisa menjadi indah bila dihadapi dengan keimanan. Berjuang tidak sekadar tentang pengorbanan finansial, tapi tentang kemanfaatan yang luas dan mendalam, baik secara spiritual maupun sosial.

“Nilai manfaat bukan diukur dari seberapa banyak uang yang kita beri, tapi dari sejauh mana wawasan dan ilmu kita bisa menyentuh dan mengubah kehidupan orang lain,” tambahnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya kejujuran dalam menilai diri sendiri. Banyak dari kita, katanya, masuk dalam organisasi seperti BMT NU tanpa benar-benar memahami tujuannya, hanya untuk mengisi waktu luang. Oleh karena itu, introspeksi menjadi hal mutlak.

Dalam sesi motivasi, RKH. Nasih menekankan pentingnya penampilan dan performa sebagai bagian dari daya tarik seorang pejuang. Namun lebih dari itu, beliau mengingatkan bahwa semangat perjuangan harus disertai niat untuk memperbaiki diri, bukan memuaskan orang lain.

“Berjuang itu bukan sekadar siap meninggalkan keluarga, tapi siap meninggalkan segalanya. Jangan hanya mengandalkan ikhtiar duniawi, namun juga bangun ikhtiar ukhrawi.”


Sebagai penutup, beliau berpesan agar seluruh peserta semakin mendekatkan diri kepada para masyayikh, sebagai jalan untuk meraih ridha Allah SWT.

“Curahkan keluh kesah dan rasa syukur kita bukan hanya kepada sesama, tapi kepada Tuhan. Di situlah puncak ketenangan yang sejati,” pungkasnya.

Acara ini diharapkan menjadi wasilah untuk mempererat sanad keilmuan dan perjuangan, serta memperkuat komitmen dalam mengelola BMT NU sebagai sarana pengabdian kepada umat dan jalan menuju keridhaan Ilahi.


29-06-2025 ______________ 193 Kali dilihat